Realisme di dalam seni
rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil
dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi
tertentu.
Dalam membuat atau menghasilkan suatu karya seni rupa yang realistis
terdapat beberapa aspek/teknik yang harus diperhatikan dengan baik. Aspek-aspek
tersebut berupa:
Pemetaan tekstur
:
pemetaan citra pada permukaan geometri untuk menampilkan permukaan yang lebih
detail. Semakin tinggi detail realisme semakin banyak lapisan tekstur yang
dibutuhkan.
Pemetaan
lingkungan :
banyak citra (tekstur) yang merekam
pantulan global dan pencahayaan objek. Citra diulang selama proses rendering
agar diperoleh tampilan sebenarnya.
Pemetaan
pantulan :
Dari area ketinggian tersebut dihitung persilangan gradien permukaan dan untuk
hal tersebut digunakan normal permukaan. Dengan kata lain jika permukaan dari
benda bersifat memantulkan cahaya maka permukaan benda akan menampilkan
proyeksi dari keadaan sekitar.
Pemetaan
bayangan :
menampilkan tekstur bayangan melalui siluet objek yang berasal dari sumber
cahaya. Perubahan posisi sumber cahaya menentukan perubahan dari siluet.
Sama halnya
dalam dunia fotografi,agar dapat menghasilkan sebuah foto yang bersifat
realistis maka seorang fotografer harus menguasai teknik-teknik tertentu dan
harus tepat dalam memilih dan menggunakan perlengkapan kameranya.
Berikut akan di
ulas beberapa foto hasil karya dari fotografer profesional Don Hasman. Foto
pertama merupakan foto yang dibidik Don Hasman ketika perjalanan beliau ke suku
baduy.
Foto diatas
merupakan hasil karya dari Don Hasman yang dibidik dengan menggunakan teknik
freezing yang cara kerjanya adalah dengan mengatur kecepatan shutter speed pada kamera menggunakan
kecepatan yang paling tidak lebih cepat dari gerakan si objek. Teknik freezing
ini akan menghasilkan foto yang maksimal jika pencahayaan baik. Lensa yang
digunakan merupakan lensa zoom yang membuat perspektif tidak terdistorsi. Untuk
kelas lensa zoom sendiri banyak sekali jenisnya seperti canon 18-200mm f/2.8 IS USM EFS,nikon 18-55mmf/3.5-5.6 VR DX
AF-S,Tamron 17-50mmf/2.8 XR Di II VC SP AF,dsb. Pemilihan dari filter lensa
juga memengaruhi hasil dari bidikan misalnya filter UV yang berfungsi untuk
memantulkan sinar UV yang membuat foto menjadi buram,filter Neutral Density(ND)
merupakan filter yang berfungsi untuk menurunkan kadar cahaya yang terlampau
terang,filter Polarizer (PL) berfungsi untuk mengurangi pantulan sinar pada
bendar nonmetalik seperti air dan kaca,dsb.
Foto berikutnya
masih merupakan salah satu hasil karya dari Don Hasman.
Foto diatas
merupakan jenis foto siluet lanskap. Dimana objek utama dari foto siluet adalah
sisi gelap/bayangan dari sebuah objek. Foto diatas diambil menggunakan jenis
lensa wide angle. Lensa wide angle memiliki jarak fokus yang lebih pendek dan
sudut pandang yang lebih lebar dari lensa standar sehingga banyak dipakai oleh
fotografer untuk membidik foto lanskap. Salah satu jenis dari lensa wide angle
adalah lensa fisheye yang menimbulkan efek cembung/sudut pandang seekor ikan
kedalam foto. Terdapat berbagai macam jenis lensa wide angle sesuai kegunaannya
seperti nikon 14-24mm f/2.8 ED (1.7x)
AF-S,canon 10-22 mm f/3.5-4.5 USM EFS,sigma 12-24 mm f/4-5.6 Ex DG. Untuk
mendapatkan foto siluet yang baik perlu digunakan filter Polarizer (PL) untuk
membuat kontras dari bayangan menjadi lebih pekat.
.jpg)
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar